CERPEN : Karena Aku Syang Kamu

by Iman Tumorang , at 8:13 PM , have 0 comments
Karena Aku Sayang Kamu
By: Sebrina


             Bel tanda waktu pelajaran pertama akan di mulai berdering, sehingga membuat semua siswa yang awalnya masih berkumpul-kumpul bercanda tawa dengan sesama teman dan sementara rawut wajah tak karuan langsung menuju kelas dan duduk di bangku masing-masing.  Apalagi kelas III-C di masuki oleh wali kelasnya semua siswa langsung duduk di tempat masing-masing dengan tertib.
           “BERDIRI……..!”ketua kelas berseru.
Semua siswa di kelas itu pun langsung berdiri dan satu diantaranya memimpin doa pembuka pelajaran. Setelah selesai berdoa ketua kelas kembali berseru.
             “BERSIAP…… BERI HORMAT!”
“ SELAMAT PAGI BUUUU…….??” Sambut para siswa di kelas itu.
“ Selamat pagi semuanya , silahkan duduk” balas wali kelas atas hormatan siswanya itu.              “Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru pindahan dari SMA yang ada di luar kota, yaitu dari kota Medan.  Dedi, coba kamu maju dan perkenalkan diri kamu kepada teman- temanmu!”
  “ Baik bu.”                                                                                                                                                           Dedi yang tadinya duduk di samping Agus bergegas bangun, kemudian melangkah ke depan kelas untuk memperkenalkan diri kepada teman-teman barunya.
“Selamat pagi teman-teman….!”                                       “Pagi……….!”                                                                                                                                                                   “ Nama saya Dedi Hartono. Sebelum saya berada disini, saya tercatat sebagai siswa SMU Negeri 4 Medan. Saya pindah sekolah ke SMA Negeri 1 Sidikalang ini, di sebabkan oleh orang tua saya pindah tugas ke kota ini, dan saya pun harus ikut dengan orang tua saya.  Saya sebagai siswa baru di sekolah ini berharap kiranya teman-teman bisa menerima saya dengan baik.Begitu saja perkenalan dari saya atas perhatian teman sekalian saya mengucapkan terima kasih.”    Tutur Dedi.                                                                    
Ada yang ingin bertanya?”Tanya ibu Mestika, wali kelas III-C kepada para siswa di dalam ruangan itu.Tetapi tidak ada yang bereaksi.Semua siswa memandang acuh tak acuh atas keberadaan Dedi di kelas mereka.
 “ Baiklah, kalau tidak ada yang bertanya, sedikit ibu beritahukan pada kalian semua kalau Dedi ini berprestasi di sekolahnya. Dia selalu masuk 3 besar.Selain itu dia pandai mengarang cerpen juga di sekolahnya dulu dia di kenal sebagai karateka pemenang sabuk hitam dan masih banyak lagi prestasinya.
 “Wow…..!”gugam para siswa terutama para siswi setelah mendengar perkataan ibu Mestika tentang siapa Dedi sebenarnya. Tak terkecuali Agus yang Tadinya satu meja dengan Dedi.Anak Bengal ini pun sampai kedua biji matanya hampir keluar mendengar perkataan ibu Mestika itu.
Riuh lah kelas itu mendengar perkataan ibu Mestika tentang siapa Dedi sebenarnya.Semua siswa terkagum-kagum kepada sosok seorang Dedi.                       
            “Ada yang mau bertanya?”sahut ibu Mestika kepada siswa di kelas itu.
            “Waoowwww…. Hebat” seru siswa-siswa di kelas itu terutama kaum cewek.
             “Baiklah kalau tidak ada yang mau bertanya, Dedi silahkan duduk, oh ia, siapa yang mau duduk bersama Dedi?”
            “Di samping saya aja bu,” siswi di kelas itu berteriak-teriak ingin duduk bersama Dedi.
            “Tidak boleh Dedi harus duduk bersama saya, toh juga saya yang pertama mengenal Dedi.Jadi harus duduk bersama saya.”seru Agus yang tadinya satu tempat duduk dengan Dedi.
Tak seorang pun siswa di kelas itu membantah, “ Baiklah  Dedi silahkan duduk di samping Agus” kata ibu Mestika. “ tetapi Agus kamu jangan mengajarkan hal-hal buruk kepada Dedi dan semoga Agus dapat merubah sikap nakalnya itu. 
            “Beres bu” Seru Agus sendiri.
            “ Hhuuuuh……! Seru teman-teman sekelas yang lain tidak percayaakan janji Agus yang akan berubah.   Agus hanya nyengir mendengar seruan teman-teman satu kelasnya.
            Sembari Dedi melangkah menuju dimana Agus berada, dia mendengar bisikan-bisikan kaum cewek yang berkata
            “ Udah keren, pintar, baik, dan jago mengarang cerita”
            “kalau saya sich, suka melihat dia karena dia pandai bermain karate.” Bisik yang lainnya
Mendengar semua itu Dedi hanya bisa tersenyum manis membalas ucapan-ucapan dari teman barunya.
Bel istrahat telah bordering.  Siswa dikelasIII-C  yang biasanya begitu bel istrahat langsung menuju kantin, perpustakaan, juga nongkrong dengan teman kelas lain. Kali ini mereka tidak melakukan kebiasaan nya.  Kebanyakan siswa di kelas itu langsung membuat cara tersendiri untuk menarik perhatian dari seorang Dedi.  Terutama kaum wanita.Tetapi dibalik semua itu Dedi hanya menurut ajakan Agus dan menghiraukan teman yang ada di ruangan itu.
            Agus mengajak Dedi keliling sekolah sekalian meperkenalkan seisi sekolah itu padaDedi.Saat berjalan mengitari sekitar sekolah, Dedi melihat seorang gadis cantik yangrasanya dia mengenal cewek itu.  Tanpa berpikir panjang Dedi langsung bertanya pada Agus
            “Gus…. Itu namanya Icha ya????
            Agus menjawab “ tau dari mana Ded???Dengan rasa penasaran.

            “ Gak…gak!!!! Gak ada apa apa.”    Dedi memotong pertanyaanAgus.
Dengan rasa kesal Agus terdiam dan tidak melanjut perkataan tadi.“ ohhh iaaaa kita kantin ibu Siti yukk”   Agus mngajak Dedi.
“Iiiiiaaa….!!” Dedi menjawab dengan keadaan gugup dan menyimpan pertanyaan-pertanyaan dalm hati “apakah itu Icha yang teman saya 5tahun yang lalu???”
Sesampai di kantin ibu Siti, Agus memesan makanan plus minuman untuk dia juga Dedi.Tanpa  sepengetahuan Dedi Icha juga berada di kantin tersebut, wajar kantin ibu siti adalah kantin yang paling laris dan disenangi banyak siswa.    Selagi Agus dan Dedi menunggu pesanan, Icha yang tadinya asyik makan  didatangi oleh Reno dkk. Reno adalah siswa yang paling nakal se isi sekolah.  Dia mengganggu acara makan  icha beserta teman-temannya.   Dengan spontan Icha membantah dan memberontak Reno yang sok keren.
            “Hai  manissss lagi makan yaa…????” ucap  Reno mencoba merayu Icha.
            “Hmmmm  bisa diam ga???” Icha memberontak
            “Cuek banget sichhhh!!!!!”Reno berusaha meredam emosi Icha.  Tapi Icha diam dan melanjut makan mengabaikan  setiap perkataan Reno.
            Dengan perasaan di abaikan Reno terus menggangu icha.Melihat itu semua Dedi langsung beranjak dari tempat duduk dan menghampiri Reno.
            “Maaf bukannya ikut campur dengan urusan anda tapi saya ingin memberi saran jangan terlalu kasar terhadap wanita” Kata Dedi mencoba menolong Icha
Dengan heran Reno berkata ”Emang kamu siapa??????, gak usah ikut campur sama urusan orang, Icha ini Pacar saya. …….
Tanpa berpikir panjang dan Reno belum selesai bicara Icha langsung bangun dari tempat duduknya dan berkata
            “ Apaaaaaa,??????????????pacar??!!!!!!:<  jangan mimpi kamu.,  lagi pula kamu kan sudah saya tolak kemarin.  Oia kamu lagi, siapa sich kamu, ikut campur aja” lantar Icha kepada Dedi yang tadinya ingin membela Icha. “udah kalian diam saja” Icha bersama Tina dan Christ beranjak meninggalkan kantin.
            “ Heeeee kamu siapa???”  Reno melemparkan pertanyaan pada Dedi.“ kamu belum tahu siapa saya di sekolah ini??? kamu ingin cari masalah sama saya??”  Dedi hanya bisa diam mendengar perkataan Reno yang igin pamer siapa dia.
 Dedi kembali duduk dimana Agus berada, Tapi Reno masih belum  puas melihat Dedi terdiam dia mengajak Dedi untuk beradu kekuatan sepulang sekolah nanti.Awalnya Dedi tidak mau tetapi karena Reno selalu memaksa Dedi, akhirnya Dedi mengiakan ajakan Reno dengan satu syarat.Syarat tersebut adalah Jikalau Dedi yang memenagkan pertandingan ini maka Reno tidak boleh menggangu Icha lagi begitu juga sebaliknya.Reno yang keadaannya emosi langsung menyetujui syarat yang di ajukan oleh Dedi.Setelah beberapa saat bel untuk istrahat selesai berdering.
 Dedi, Agus,Reno,beserta siswayang berada dikantin bu siti bergegas masuk dalam ruangan.  Dedi sepertinya sangat menikmati pelajaran di sekolah barunya itu.
“ Ded… kamu yakin mau menerima tantangan dari Reno?????” Tanya Agus pada Dedi dengan penuh keraguan.
“Emangnya Kenapa?????? Saya tidak suka melihat caranya memperlakukan cewek  seperti tadi” jawab Dedi menyakinkan Agus.
“Kamu suka sama Icha yaaaa?????? Makanya kamu belain dia tadi dikantin sampai-sampai kamu mau menerima tantangan dari anak paling bandal di sekolah ini”  Tegas Agus
“ Bukan begitu….” Jawab Dedi
“ Allllahjujuraja, memang sich Icha itu gadis cantik di sekolah ini, banyak cowok yang suka sama dia… kalau kamu suka dia tidak masalah.” Agus berusaha ingin tau bagaimana persaan dedi pada Icha
“Sebenarnya gini,  dulu waktu saya masih kecil saya punya teman namanya Icha, aslinya sichh Monalisa Kusuma. Keluarga saya dan keluarga dia begitu akrab. Monalisa yang saya kenal dulu sepertinya sama dengan Icha di sekolah ini.  Makanya saya belain dia tadi dikantin, melihat dia saya jadi teringat pada teman saya dulu.”Jelas Dedi pada Agus.
Agus bingung dan bertanya “ Trus kalian knapa bisa pisah??”
“Dulu waktu di medan ayanya Icha pindah tugas jadi kepala salah satu Bank di kota ini. Dia juga ikut pindah sama seperti yang saya alami saat ini. Saya merasa kalau Icha itu adalah Teman saya waktu kecil, Hmmmm tapi udah lah mungkin itu hanya perasaan sya saja.”Jawab Dedi menjelaskan pada agus.
“Emangnya semenjak kalian terpisah kalian tidak pernah berhubungan lagi?”Tanya Agus berusaha mendapat Informasi lebih banyak lagi.
“Namanya anak-anak boyyyy belum terlalu mengarah kesana dulu” Kata Dedi
“ Ya ia sihhhh. Tapi, yang saya ketahui Icha itu juga anak pindahan, pindahan dari mana saya aja gak tahu” Kata Agus berusaha member informasi pada Dedi.
Perkataan Agus barusan membuat Dedi Terdiam sejenak.Tanpa disadari bel pulang sekolah ternyata berdering sudah. Anak-anak kelas IIIC semua bergegas untuk pulang. Setelah  menghormat guru Dedi pulang sama dengan Agus ketepatan rumah mereka satu arah. Belum jauh dari sekolah Agus dan Dedi di jegat oleh teman-teman Reno.Mereka bingung dan berhenti tiba-tiba Reno muncul dihadapan mereka.
“Haiiyyy anak baru yang sok pahlawan, gmna sama janjinya tadi di kantin?"

Dengan tenang Dedi menjawab, “ Apa tidak ada cara lain untuk menyelesaikan  masalah ini?”
“ kamu takut ya?” jawab Reno
Saat Reno mencoba membuat Dedi emosi Christ salah satu sahabat Icha melihat dan mendengar  isu kalau Dedi dan Reno akan berantam demi membela Icha. Mendengar begitu  Christ segera menghubungi Icha dan menyuruhnya datang ketempat dimana Dedi dan Reno berada. Tak lama perkelahian pun terjadi. Dedi dan Agus, mereka berdua berusaha melawan Reno yang mempunyai teman sebanyak 6 orang.
Beberapa waktu kemudian Icha tiba di tempat kejadian itu, Segera Icha berusaha menghentikan perkelahian itu.“ Ssssssstttttttttttooooooooooooppppppppppp!!!!!!!!!!!!!!!!!”  teriak Icha. Namun, Icha dihiraukan oleh mereka,  dan pada akhirnya Icha terkena pukulan keras dari Reno.  Saat itu juga mereka berhenti dan segera menolong Icha.
Dedi mengangkat Icha dan membawanya ke rumah Christ yang kebetulan tidak jauh dari tempat itu.  Icha tak sadarkan diri, Dedi sanagat khwatir pada Icha.
“Ichaaaa, kamu tidak apa-apakan, ayo ca bangun.” Dedi berusaha menyadarkan Icha. Dia mengolesi minyak angin ke kening Icha,  dan mengobati luka  dekat mata Icha akibat pukulan Reno yang keras.
“Hh hmmm, aduh sakit” Icha terbangun dan spontan memegan kepalanya.
“ Icha….. kamu sudah sadar yaaa.  Baguslah  kamu jangan banyak bergerak dulu,” Dengan penuh perhatian Dedi mengingatkan Icha
Icha hanya bisa nurut perktaan Dedi.“ Oh iaaa terimah kasih ya, udah mau nolongin aku.”
“Sama-sama cha, dan maaf ya udah buat kamu begini, kamu memang gak pernah berubah ya.Dari kecil yang namanya perkelahian itu kamu pasti langsung berhentiin.”
“Maksud kamu?????”Icha bertanya heran.
“Tidak    tidak ada apa-apa koq” Dedi menjawab seolah-olah ingin menyimpan rahasia.“ oh iya gimana lukanya?, masih sakit????” Tanya Dedi penuh perhatian.
“Sudah lumayan…”  .   “Aku antar kamu pulang ya????” ajak Dedi pada Icha.Icha yang tadinya ingin menolak, akhirnya menerima ajakan Dedi.  Dedi membantu Icha berdiri dari tempat ia berbaring.  Mereka pamit kepada Christ untuk pulang.
Dedi membantu Icha masuk mobil. Dan segera mereka berangkat, di perjalanan mereka berbincang-bincang.  Sesampai dirumah Icha, di depan pintu telah ada ibunya Icha yang wajahnya tidak asing lagi buat Dedi, nungguin putrinya yang tidak biasa pulang sore. Mereka berpisah di rumah  Icha.

Keesokan harinya Dedi kembali hadir di sekolah itu. Saat berpapasan dengan Icha, dia tersenyum manis, dan Icha pun membalas senyuman Dedi.  Hari demi hari dia jalani dengan senang di tambah lagi teman-teman wanitanya yang kagum pada dia sejak awal.Sementara hubungan Dedi dan Reno lama kelamaan semakin di lupakan.
Minggu demi minggu telah dijalani Dedi dengan suasana baru dan mulai bisa menyesuaikan diri.Saat hari Rabu, tepat kelas III-C mata pelajaran olahraga, tiba-tiba Dedi menoleh ke kanan dan melihat seorang gadis tengah diangkat ke ruang UKS. Dedi dengan segera menuju UKS dan bertanya,
“Apa ada yang terjadi disini???”Tanya Dedi tak tentu pada siapa.Tidak ada seorang pun yang menjawab, tiba-tiba Dedi melihat yang terbaring di UKS itu Icha.Dia melihat Icha pucat dan keadaan lemas.
“Iiiichhhhhaaaa???  Icha kamu kenapa????, kamu sakit apa??” Tanya Dedi dengan penuh perhatian.Namun, Icha diam mengeluh.   Selama, les olahraga sampai pulang sekolah Dedi terus menemani Icha di rungan UKS.  Dan setelah bel pulang berbunyi  Dedi pun mengantar Icha ke rumahnya. Sesampai di rumah Icha di baringkan di kasur dan istrahat.
“Saya pulang dulu tante” kata Dedi pada ibu Icha.
“ Ia nak hati-hati ya, oh ia nama kamu siapa???” Tanya ibu Icha pada Dedi
Dedi pun menjawab “ Nama saya Dedi Hartono tante ,  tante Dinda kan” jawab Dedi penuh keyakinan bahwa Icha yang dia kenal sekarang adalah Icha yang selama ini ia cari.
“Kamu tau dari mana???Icha kasih tau kamu ya???“ Tanya tante Dinda
“ Bukan tante saya ini, anaknya pak Hartono yang dulu ada di Bogor” jawab Dedi berharap tante Dinda mengenali dia.
“ Ooooohhhh anaknya ibu Rani yaa.” Kata tante Dinda.
“ Ia tante,  tante sama om sehat ajakan.” Tanya Dedi. Mereka berbincang-bincang.Dan pada akhirnya, Dedi meminta ibu Dinda untuk tidak memberitahukan itu pada Icha.Dedi pun pamitan untuk pulang.
Saat malam hari nya, Icha berteriak sesakitan, ibu dan ayahnya segera melihat Icha dan membawa Icha ke Rumah sakit.Setelah dokter memeriksa Icha, dan ternyata hati Icha telah digerogoti oleh kanker yang sudah tidak dapat di hilangkan lagi kecuali di operasi.
Keluaga Icha sedih, dan berita ini sampai di telinga Dedi. Dedi sangat sedih mendengar Icha teman masa kecilnya yang baru dia temukan akan pergi lagi. Dedi bersama orang tuanya  segera pergi ke Rumah sakit, untuk melihat keadaan Icha.
Sesampai di Rumah sakit orang tua Dedi dan Icha berbincang-bincang mengingat masa lalu. Sementara Dedi langsung ke ruangan Icha, menemani Icha, memberi  Icha makan, menghibur Icha.
Hari ke hari Dedi tidak pernah lupa menjenguk Icha.  Dan pada akhirnya,  Icha akan di operasi. Sebelum Icha di operasi, Dedi berkata
“ Cha,,,,   nama kamu itu Monalisa Kusuma kan, yang dulu pindah ninggalin aku sendri di Bogor
“Dedi?????? , kamu Dedi Hartono?????  Dedi yang sering panggil aku Mona???”  Tanya Icha penuh penasaran
“Iaaaa Monaa,  dan tau ga, selama ini aku sering ketempat bermain kita waktu kecil, di atas bukit, yang jika kita ada masalah kita berteriak sekuat-kuatnya, dan masalah itu hilang. Aku disana sering berteriak dan berkata   Monnnnaaaa, kamu dimanaaaa, apa kamu baik-baik sajaaaa  Sekuat kkuuuatnya” kata Dedi menjelaskan dan mengekspresikan di hadapan Icha membuat Icha tersenyum.
“ Deeed deddd, kapan berubahnya sich kamu????”
“ Cha boleh tidak kamu janji satu hal sama aku, kamu harus janji kalau suatu saat nanti kita ke Bogor bersama, mengulangi kebiasaan kita waktu kecil itu? Yah Chaa”
“Tapi, Ded aku sudah tidak mampu lagi, aku tidak yakin akan operasi ini.”
“Sssssssssssstttttttttt kamu tidak boleh berkata begitu, kamu akan sembuh kok, aku yakin itu.”Kata Dedi menutup bibir Icha dengan jari telunjuknya.“ Kamu sudah pernah meninggalkan aku satu kali. Jadi, pleeeasssseeee  jangan tinggalin aku untuk kedua kalinya, aku mohonn,  aku sayang kamu Icha. Semua yang aku lakuin selama ini, itu aku lakukan karena aku sayang kamu.” Kata Dedi memohon pada Icha
Air mata Icha menetes di pipinya. “Sssssssttt, jangan menangis , aku tidak ingin melihat kamu menangis, kamu harus tersenyum manis, oooia  dari dulu aku ingin memberimu ini,”  Dedi mengeluarkan  sebuah Liontin yang bermatakan huruf  D dan di dalamnya terdapat huruf M
Dedi memakaikan Liontin itu ke leher gadis yang disayanginya. ”Kamu harus janji, kamu pulih kembali dan kita akan mewujudkan cita-cita kita waktu kecil!!!!  Ya sayang”
Icha pun memberikan sesuatu kepada Dedi yaitu Lukisan yang bergambarkan Icha juga Dedi duduk bersama.
Tiba-tiba dokter menjemput Icha untuk di operasi, Dedi melepas Icha dengan berat.  Dedi mengkecup  kening Icha.  Icha pun dibawa dokter untuk di Operasi.
Dan  ½ jam kemudian dokter keluar dari ruang operasi, membawa kabar yang tidak baik. Dokter mengatakan kalau nyawa Icha sudah tidak bisa di tolong lagi.
Dedi sangat sedih dan berpikiran mungkin Tuhan punya rencana lain di balik ini semua.
Semiggu dia hanya termenung mengingat semua kejadian itu.
Kini dia mulai bisa menerima keadaan dan kenyataan.  Dan menjalani kehidupan sebagai mana mestinya.

CERPEN : Karena Aku Syang Kamu
CERPEN : Karena Aku Syang Kamu - written by Iman Tumorang , published at 8:13 PM, categorized as Education , Story (Cerpen) . And have 0 comments
No comment Add a comment
Cancel Reply
GetID
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger