CERPEN :Motivator terselubung

by Iman Tumorang , at 1:28 PM , have 0 comments
MOTIVATOR TERSELUBUNG
By: Astri Tigan
          


 Yola, dia gadis yang polos. Dia punya pesona, sejuta wawasan ada padanya. Siapa yang tidak tertarik padanya. Ia adalah siswa yang berprestasi di sekolah, ia selalu mendapat nilai yang baik. Ia dikenal oleh semua guru karena prestasinya. Yola terlahir dari keluarga yang cukup elit. Ayahnya adalah seorang pengusaha dan ibunya merupakan seorang wanita karir. Ia tidak memiliki saudara. Hari-harinya hanyalah ditemani oleh seorang bibi yang membantu keluarganya. Mesikpun demikian ia bukan anak yang kurang kasih sayang. Ayah dan ibunya dekat dengan dia.
            Setiap pagi dia di antarkan oleh seorang supir.
            “Pa, ma...aku berangkat ya...”, kata Yola.
            “Iya....Hati-hati ya nak.”, sahut Mama Yola.
            Setibanya di sekolah, ia bertemu dengan Selly sahabatnya sejak SMP. Di sekolah, Yola selalu bersikap biasa, seolah-olah ia bukan lah anak yang terlahir dari keluarga kaya. Penampilannya sederhana dan sedikit cupu. Sampai-sampai teman satu sekolahnya tidak tahu bahwa ia adalah putri tunggal dari seorang pengusaha kaya. Di sekolah ia selalu bersama Selly, mereka siswa kelas tiga SMA.
            “Sell, kita punya tugas kan?”, kata Yola.
            “Oh..iya. Di kumpul hari ini La?”
            “ Sepertinya Sell, nanti setelah bel istirahat berbunyi, kita tanyakan pada pak Karyo, kapan tugasnya dikumpul.”
            “Oke...La..”
            Bel istirahat berbunyi, dan mereka pergi menemui Pak Karyo untuk menanyakan kejelasan tugas mereka. Ternyata tugas mereka dikumpul seminggu lagi. Mereka masih memiliki waktu untuk berdiskusi mengenai tugas tersebut.
            Dalam perjalanan mereka keluar dari kelas, Selly dan Yola berbincang-bincang mengenai tugas Biologi dari Pak Karyo.
            “Bagaimana dengan tugas Biologi Sell?”
            “Oh...iya, nanti kita kerjainnya bareng ya La...”
            “Oke... jam berapa Sell?”
            “Jam tiga sehabis pulang sekolah.”
            “Oh...kita belajarnya dimana?”
            “Di rumahku. Bisa kan?”, tanya Selly.
            “Oke..beres.” jawab Yola. Dalam hati, Yola sangat senang.
            Yola punya seseorang yang ia kagumi sejak duduk dibangku SMP. Yogi namanya. Yogi bukanlah teman kecil Yola ataupun satu sekolahan  Yola. Namun, Yogi adalah kakak dari sahabat Yola, yaitu Selly. Yogi adalah mahasiswa semester akhir. Ia kuliah di salah satu universitas swasta ternama. Yogi bukanlah mahasiswa yang pandai atau pun jenius. Namun, ia cukup terkenal di kampusnya. Bukan karena Yogi pandai, namun karena pesonanya, ia adalah pria yang manis dan juga tampan. Banyak mahasiswi di kampusnya mengaguminya. Yola juga.
            Tiba pukul 15.00 WIB saatnya Yola untuk perggi ke tempat Selly untuk mengerjakan tugas Biologi bersama. Mereka mengerjakan bersama-sama dan selesai dengan hasil yang baik. Akhirnya mereka lega karena tugas mereka telah selesai. Mereka berbincang-bincang untuk sesaat sebelum Yola kembali ke rumah.
Pukul 19.00 WIB Yola kembali ke rumah dengan di jemput oleh seirang supir, yang biasa mengantar dan menjemput Yola. Setibanya di rumah ia bertemu dengan ayah dan ibunya yang juga baru pulang dari aktivitasnya yakni bekerja.
            Yola selalu melaksanakan aktivitasnya seperti biasa, belajar di sekolah danmengikuti pelajaran.
            Karena Yola dalah anak yang pandai, ia selalu datang berdiskusi ke rumah Selly. Mereka belajar bersama, mengerjakan tugas bersama. Harapan Yola, dengan sering bertemunya dengan Selly, maka sering pula lah ia bertemu dengan kakaknya Selly. Kebetulan pada saat itu Yogi baru saja berlibur dari kegiatan kuliahnya dan kembali ke asalnya.
            “La...nanti kita belajar bareng ya?”, kata Selly.
            “Oh...jam berapa Sell?” balas Yola.
            “Jam tiga, di rumahku, bisa kan?”, tanya Selly lagi.
            “Oke...Oke.. Boleh.”, jawab Yola. Dalam hati ia sangat senang. Ia pasti bertemu dengan seorang yang ia kagumi itu.
            Sepulang sekolah ia langsung dengan semangat, makan siang, mandi dan beres-beres. Ia mencari pakaian yang paling ia sukai dan mencoba untuk merubah penampilannya agar sedikit lebih menarik dari sebelumnya.
            Tiba waktunya untuk ia pergi ke rumah Selly dengan harapan ia akan bertemu dengan seseorang yang ia kagumi itu.
            “ Selly... Selly...”, Yola memanggil Selly dari luar rumah sambil menekan tombol bel.
            Dan apa yang ia harapkan pun terwujud. Ternyata yang membuka pintu rumah Selly adalah kakaknya Selly, Yogi.
            “ Eh...ada apa La?” Yogi menanya Yola dengan wajah tersenyum.
            “Selly nya ada kak?”
            “Oh...ada La. Silakan masuk. Selly nya ada di kamar.” Sahut Yogi.
            Yola hanya bisa tersenyum dan tak dapat berkata-kata. Yola pun masuk dan menemui Selly.
            “”Loh..ada apa La? Kenapa senyum-senyum”, Selly bertanya dan bingung terhadap sikap Yola.
            “ Hehehe.. Bukan Sell, nggak apa-apa kok.” Yola tersenyum kembali.
            Mereka pun belajar bersama dan mengerjakan tugas. Selly bertanya kepada Yola dan demikian sebaliknya. Meskipun ia siswa yang pandai, bukan berarti ia mengetahui segala sesuatunya. Ada kalanya, ia tidak tahu betul pada satu bidang tertentu. Ini lah hal yang selalu mereka lakukan sejak SMP. Belajar bersama, mengerjakan tugas bersama, saling bertanya, dan berkunjung, baik ke rumah Selly maupun Yola.
            Tiba saatnya untuk Yola kembali ke rumah. Seperti biasanya jemputan telah menunggu di depan rumah Selly.
            “ eh... Sell, aku pulang ya, udah di jemput.”, Yola permisi kepada Selly.
            “Oke...Hati-hati ya La.”
            “Oke...”
            Selly dan Yola ke luar dari kamar Selly dan di ruang tamu Yola bertemu dengan Kak Yogi. Hati nya tak karuan. Ia pun permisi pulang pada Kak Yogi yang sedang asyik menonton Televisi.
            “Kak, permisi...Pulang dulu ya kak.”, kata Yola.
            “Eh... Iya La. Hati-hati ya.” , membalasnya sambil tersenyum.
            Sesampainya di rumah Yola selalu terbayang dengan Kak Yogi. Dalam hatinya berkata, “aku tidak boleh lebih bodoh dari dia, aku tidak boleh kelihatan buruk di matanya.”. Itu lah yang selalu ada dalam benak Yola, sehingga ia terpacu untuk belajar lebih giat, belajar lebih keras lagi. Ia punya mimpi, ia akan bekerja sebagai dokter atau pun memiliki profesi lain di bidang kesehatan. Itu lah hal-hal yang memotivasi Yola untuk selalu belajar dan belajar.
            Keesokan harinya, ia sekolah dan bertemu dengan sahabatnya itu. Mereka melangsungkan pembelajaran seperti biasanya. Setiap kali mereka bertemu, di akhir pembicaraan ketika pulang sekolah. Yola selalu berkata, “salam sama Kak Yogi ya...”. Awalnya Selly hanya menjawab, “Oke...La, pasti nanti akan ku sampaikan.”. Namun, lama kelamaan Selly agak sedikit heran pada hal yang sering dilontarkan Yola ketika mereka mulai berpisah dan kembali ke rumah masing-masing. Namun hal itu hanya ia abaikan, dan menganggap tidak ada apa-apa.
            Sesampainya di rumah, Selly pun menyampaikan salam dari Yola pada Kak Yogi. Yogi pun selalu membalas salam dari Yola. Dan hal tersebut pun di sampaikan selly kepada Yola. Hal ini juga membuat Yola semakin semangat.
            Hari-harimereka untuk belajar di sekolah pun tidak lama lagi. Tiba bagi mereka untuk mengikuti Ujian Nasional dan berbagi ujian lainnya.
            Di sekolah pembagian ruangan pun mereka terima. Mereka di tempatkan tidak dalam satu ruangan yang sama. Sesungguhnya mereka tidak mempermasalahkan hal itu. Dan itu pun tidak berpengaruh bagi mereka. Karena mereka akan menjawab soal dengan upaya mereka sendiri dan dari hasil kerja keras mereka selama ini.
            Mereka akan menentukan jadwal untuk berdiskusi, belajar bersama, mengulangi pelajaran yang lalu, yang mungkin mereka sudah lupa. Hari dan waktu pun mereka tentukan. Mereka konsisten dengan jadwal yang telah ditentukan. Ujian nasional mereka lalui dengan baik tanpa ada kecurangan sedikit pun. Target yang ingin mereka capai adalah LULUS UN dan juga LULUS SNMPTN dengan hasil yang memuaskan.
            Pengumuman Ujian Nasional pun tiba, dan ternyata mereka lulus dan mendapatnilai yang cukup memuaskan. Satu lagi target mereka adalah LULUS SNMPTN. Itulah hal yang mereka tunggu-tunggu.
            Hari-hari mereka lalui dengan belajar bersama, berdiskusi dan mengikuti bimbingan test. Dengan harapan, mereka akan LULUS SNMPTN dan pada universitas yang mereka inginkan.
            Hal yang Yola inginkan adalah, ia akan membuat kedua orang tuanya bangga dengan prestasi yang ia capai. Dan tidak lupa satu lagi, ia tidak boleh lebih rendah dari kakaknya Selly. Itu merupakan salah satu motivasi bagi Yola. Ternyata Yogi merupakan motivator terselubung bagi Yola. Dan itu berarti, Yola harus optimis untuk mencapai jurusan pada universitas yang ia inginkan.
            Ujian SNMPTN pun mereka ikuti. Dengan semangat yang menyala-nyala, mereka menjawab soal-soal yang ada. Mereka berdoa gar mereka lulus, setidaknya pada pilihan kedua mereka. Beberapa minggu lagi mereka akan menerima pengumuman hasil SNMPTN.
            Tiba saatnya bagi mereka untuk melihat hasil dari belajar mereka, diskusi dan mengikuti bimbingan tes. Pengumuman hasil SNMPTN pun mereka lihat, dan ternyata apa yang mereka inginkan pun terwujud. Tak percuma mereka belajar bersama dan diskusi. Mereka LULUS SNMPTN. Selly lulus di universitas yang ia inginkan dan pada jurusan yang ia inginkan. Yola, bagaimana dngan hasilnya? Ia menangis bukan karena tidak lulus, ia mengangis karena ternyata Tuhan baik dan berpihak padanya. Ia terharu, ia lulus di kedokteran. Tepat seperti yang ia harapkan. Ternyata salah satu faktornya adalah motivasi atau dorongan yang kuat dari dirinya. Tak lupa ternyata Yogi adalah motivator terselubung yang handal. Meskipun ia bukan anak yang pandai, ia mampu membawa hal yang positif bagi orang lain, yaitu Yola.
CERPEN :Motivator terselubung
CERPEN :Motivator terselubung - written by Iman Tumorang , published at 1:28 PM, categorized as Education , Story (Cerpen) . And have 0 comments
No comment Add a comment
Cancel Reply
GetID
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger