CERPEN : PENASARAN BERUJUNG CINTA

by Iman Tumorang , at 7:23 PM , have 0 comments
PENASARAN BERUJUNG CINTA
          Oleh: Lasni Lestari Siregar


Sepulangnya aku dari gereja, suasana hatiku tetap ceria  dan di dukung oleh  sinar-sinar matahari yang tersenyum menyapaku dan seolah menggodaku.
“Hai, nona cantik. . .,” sapa matahari terhadapku.
Aku tertegun dan balik menatapnya dengan penuh kebanggaan atas pujiannya.
“Aku memang selalu kelihatan cantik karena sinarmu, Matahari,” jawabku dengan berbisik.
Tiba-tiba, aku dikejutkan suara keras ibuku di tengah lamunanku. Ibu yang memanggilku untuk membereskan pakaiannya yang berserakan di kamar seperti kapal pecah. Aku melihat ibu berdiri di depan kaca hiasnya untuk berdandan. Sepertinya dia ingin pergi.
“Nak, kamu  kenal ibu Rico yang kemarin datang ke sini?” tanya ibuku tiba- tiba sambil memakai make- up.
“Ibu Rico??????“ tanyaku balik dengan muka bingung sambil melipat pakaian ibuku yang berserakan.
           Ibu langsung berbalik arah memandangku dan menjawab dengan suara yang lembut, “Ibu Rico yang pernah cerita tentang anaknya sama ibu dan kamu yang sekarang duduk di kelas XII SMA, sekarang ibu mau pergi ke rumah ibu Rico”.
“Oo..h..h.. Ibu Rico???? Aku kenal bu, Ibu yang sikapnya lumayan lucu ya bu?? Hahaha..,” balasku dengan yakin.
“Kamu mau gak nemani ibu ke sana? Supaya kamu pernah melihat anak Rico yang pernah diceritakan kepada kita??” tanya mamaku dengan nada tinggi rendah.
“Hahh??!!!!!!! Aku ikut, bu???,” jawabku dengan menunjuk diriku dihadapan ibuku untuk meyakinkan.
“Iya, kamu mau?? Sekarang siap- siap, kita mau pergi ke sana,” suruh ibuku sambil meletakkan baju yang berada di atas tanganku ke atas tempat tidur.
            Menuju kamar,hatiku sangat senang ketika di ajak ibu pergi ke sana. Aku selalu penasaran dengan anaknya yang bernama Rico yang pernah di ceritakan kepadaku. Aku ingin sekali melihatnya dan berkenalan dengannya. Mungkin ajakan ibu cara mengenal Rico.
Selesai bersiap-siap, kami pun bergegas untuk pergi. Jarak rumah Rico dengan rumahku tidak jauh, tidak sampai 1 km.
            “Tok. . .Tok. . “, suara ketok pintu yang dilakukan ibuku.
Dengan rasa penasaran, aku pun tampak seperti kuatir dengan keberadaan diriku di rumahnya.
“Tunggu sebentar………….”, terdengar suara perempuan dari dalam rumah.
Seorang ibu keluar dan membukakan pintu. Ternyata itu adalah Ibu Rico. Ibuku pun masuk ke dalam rumah.Namun, kakiku berat untuk melangkah masuk. Ibuku yang memegang pergelangan tanganku menuntunku masuk ke dalam. Aku pun mengikuti langkah ibuku dari belakang selangkah demi selangkah sambil melihat keadaan dalam ruangan tersebut. Dinding-dinding yang di tempeli foto-foto seperti memanggilku untuk melihatnya. Kakiku berhenti dan menuju foto yang ada di dinding itu.
“Ini, Rico ya????? Manis bangettttttttt,” bisikku kepada foto.
“Nakk. . nakk. . .mari ke sini. . . . . .,” panggil ibu Rico dari ruang tengah.
Cepat- cepat kakiku melangkah menghampiri suara tersebut, sambil merapikan rambut dan bajuku supaya lebih kelihatan cantik.
            “Iya , tante…..”, aku memanggilnya tante.
Aku melihat tidak ada seorang laki- laki seperti yang di bicarakan ibunya Rico. Rasa penasaranku semakin memuncak. Bola hitam mataku yang berputar-putar mencari sosoknya namun tak kunjung ketemu.
            “ Rasakan masakan tante ini, nak”, kata mama Rico sambil membawa makanannya ke arahku.
            Dengan malu-malu aku mengambilnya dan mencicipinya.
            “Hmmmp…enak, tan,” kataku sambil memujinya.
            Dag..dig…dug…………..Tiba-tiba seseorang lewat dari luar rumah menuju ruang dapur. Sambil mengunyah makanan, aku melihatnya dengan terkejut dan terpesona. Wajahnya yang tampan dan bersih, tubuhnya tinggi, alis matanya yang hitam dan tebal, langkah kakinya yang santai membuatku histeris. Hati pun mulai canggung dan tidak dapat berkata-kata.
“Hei…nak,  makan lagi kuenya…,” tawaran Ibu Rico sambil menatapku bingung kenapa tiba-tiba canggung.
“Ii….ii…yaaaaa, tan, “jawabku patah-patah sambil tertunduk karena takut dilihat laki-laki yang mirip dengan foto yang ku pandangi tadi tepat di dinding ruang  tamunya.
“Aku pikir dia pasti Rico!!!!” kataku dalam hati dengan yakin.
Aku pun meninggalkan ibuku dan tante Rico yang sedang berbincang-bincang.
Dan tiba-tiba ibuku memanggil nama Rico. Hatiku resah dan gelisah tak tahu apa yang ingin ku lakukan, kakiku tak dapat melangkah lagi. Detak jantungku selalu kencang seperti bunyi drum yang di pukul dengan kencang.
            “Rico. . . . Rico. . .,” panggil ibuku seperti sudah mengenal lebih jauh.
“Iiyaaaa, bu…,” jawab Rico sambil menghampiri ibuku.
“Ini anak ibu, namanya Winta. Kalian berdua kan belum kenal, gimana kalau kalian berkenalan dulu disana,” kata ibuku sambil memegang bahuku.
Wuachhhhhhhhhhhhh… gendang jantungku semakin mengencang. Aku tak tahu itu kenapa bisa terjadi.
“Bagus, bu,” jawabku berbisikke telinga ibuku karena itulah yang sangat aku nanti-nantikan.
Rico menatapku dengan bola matanya yang hitam. Rico juga nampaknya sama seperti yang aku rasakan. Penuh rasa grogi untuk memperkenalkan dirinya. Kami pun bersalaman dan saling berbagi nomor handphone agar jauh lebih dekat.
Rico, orangnya asyik dan menyenangkan, tentunya tipe laki-laki yang aku suka.
Setelah 1 minggu berkenalan dengan Rico, hari-hariku menjadi lebih berwarna. HPku yang selalu diam, kini sudah sibuk menerima sms dari Rico dan panggilan Rico. Ibuku dan ibu Rico ikut mendukung hubungan kami yang ingin dekat.
 Sebulan sudah saling dekat. Rico ingin datang ke rumahku. Memang dia sudah memberitahukan lebih dahulu kepadaku  untuk datang ke rumahku, karena ingin mengenalku dan juga adik-adikku.
“Winta…,” panggilnya dari luar.
Aku sejenak terdiam dan membereskan diriku agar lebih rapi di lihat oleh Rico. Setiap ingin bertemu dengannya, jantungku selalu berdetak kencang. Aku mengintip dari jendela rumahku. Aku melihat Rico turun dari motor Kawasaki merahnya. Aku pun keluar dan menyuruhnya masuk ke dalam rumahku.
“Win, mana adik- adikmu???, “ tanya Rico pelan.
Kelihatannya Rico memang grogi dan sama seperti yang ku rasakan. Setiap kali dia menatapku, aku selalu menemukan sinar yangindah dari matanya.
“Mereka semua masih pada main-main,” jawabku dan balik menatapnya.
“Kalau begitu, aku ingin mengajak kamu pergi ke sebuah tempat. Apakah kamu bisa??” tanya Rico dengan alis matanya menurun seperti ingin mengatakan sesuatu.
“Aku bisa,” jawabku dengan cepat.
Di sepanjang jalan bersama Rico hatiku sangat senang. Kami pun saling bercakap-cakap dengan asik dan menyenangkan tentunya. Dia membawaku ke tempat yang indah dan udaranya segar, jauh dari kota.
“Win…….sebenernya aku……”, kata Rico gugup.
“Kenapa, Ric?” tanyaku memegang bahunya.
“Kalau aku bilang sesuatu,kamu ga marah kan????” tanya Rico dengan menatapku.
“Nevermind, bilang aja,” suruhku.
“ Sebenarnya aku bawa kamu ke sini, aku ingin mengutarakan isi hatiku,” jawab Rico dengan lembut.
            Detak jantungku semakin kencang dan memuncak. Inilah waktu yang ku tunggu-tunggu.
 “Aku sayang sama kamu, Win..,” kata Rico sambil memegang pundakku agar menghadapnya.
            Suasana hatiku tak menentu. Aku grogi karena senang. Ternyata Rico selama ini sudah menaruh perasaannya kepadaku.
“Maukah kau jadi pacarku??? Kalau bisa kamu harus jawab sekarang, “ tanya Rico dengan menatap serius.
“Serius….????” Tanyaku balik.
“Aku serius, pertama menatapmu, aku sudah jatuh hati,” jawab Rico yang tak berhenti menatapku.
Mendengar jawaban Rico, aku pun menjawabnya, “Aku juga sayang sama kamu Ric..”.
“Jadi….????” Tanya Rico dengan kencang.
“Aku mau jadi pacar kamu!!!!” jawabku sambil tersenyum.
            Rico pun berteriak sambil melompat-lompat dengan keadaan senang. Kami makan dan sudah lebih dekat. Aku senang sekali, semoga dia tidak mengecewakan aku. Ternyata rasa penasaranku menemukan cinta yang ku inginkan. Aku sayang Rico, dan Rico sayang aku.
-end-



 


          


CERPEN : PENASARAN BERUJUNG CINTA
CERPEN : PENASARAN BERUJUNG CINTA - written by Iman Tumorang , published at 7:23 PM, categorized as Education , Story (Cerpen) . And have 0 comments
No comment Add a comment
Cancel Reply
GetID
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger